RSS

Fisika yang menyebalkan. Dinikmati jadi memusingkan. Tapi ku cinta...

Fisika yang menyebalkan. Dinikmati jadi memusingkan. Tapi ku cinta...

OMK ke Bake

March 6, 2017


                Kemarin tanggal 5 Maret 2017, kita orang muda Katolik ikut pelayanan ke dusun kecil di bagian selatan pulau Pagai atau pulau Sikakap. Dusun itu bernama Bake, tepatnya 40 km dari pusat Sikakap. Kita termasuk rombongan besar, bersama frater kita semua berjumlah 16 orang dengan mengendarai sepeda motor. Sasaran kita adalah pembinaan anak-anak BIA, SEKAMI, BIR dan OMK.  Nah, inilah ceritaku tentang perjalanan OMK kemarin J



(Sri dan aku)

                Senja di Berkat Baru, salah satu dusun di seberang pulau tempat tinggalku. Di Berkat ini juga sekolah SMA ku dulu. Teman-teman yang satu sekolah pasti gak asing lagi tempat ini, mungkin rindu malah. Ini adalah terminal boat yang setiap hari dilalui untuk nyebrang. Ah, liat orang yang di belakang? Itu Pak Juntak, operator boat yang masih aktif bekerja membawa anak-anak sekolah menyeberang. Biasa aku panggil tulang Juntak. Dan pulau di seberang itu adalah pulau tempat tinggalku. Ini adalah malam minggu, dan kita, beberapa OMK ngadain acara weekend bareng di rumah salah seorang teman OMK. Sambil nunggu acara bakar ikan, aku, Sri dan Oreste (fotografer) bersantai sore di sini, ga jauh dari rumah teman tempat acara weekend. Kita nyanyi-nyayi, ngobrol, ketawa, sampe nyonya pemilik rumah manggil buat acara bakar ikan.


(Oreste, Sri, dedek kecil ponaan si Nyonya, aku, Nyonya Eka, Merpin ketua OMK)

                Gelap yak?? Hehehe… Walau gelap, hati kita cerah kok, secerah bulan sabit malam itu. Hihihi. Ini kita acara bakar ikan. Setelah bakar ikan, makan bareng, dengerin lagu Mentawai terbaru dan lucu sambil joget, dilanjutin dengan latihan koor untuk ditampilin di stasi Bake + latihan gerak lagu untuk SEKAMI. Setelah selesai latihan, kita breafing bentar buat persiapan besok. Then we go to rest.
Esoknya kita berangkat, dibekali dengan permen kaki (hot hot pop) tiap orang. Tapi ada yang nggak kebagian juga sih. Hehehe.


                Ini masih di km 0, Seay Baru. Dari sini kita bisa lihat pulau Sikakap dengan jelas beserta selat kecil yang memisahkan dua pulau. Aku ambil foto pas lagi jalan, jadi view nya nggak dapet semua. Nah, itu yang dibelakang aku, si kawan yang nggak mau kalah. Seneng banget kalau udah ngelewatin kami. Paskah dan Hotma.
                Pas di km 2, suasananya nyaman banget. Di kiri kanan ditumbuhi rumput liar dan pohon jati yang tegap dan ranting-rantingnya sedikit menutupi jalan. Suhu di sana juga lebih sejuk karena berada pada puncak bukit. Sepanjang jalan aku merentangkan kedua tangan dan tak henti menengadah menatap langit. Indah dibalik dedaunan jati. Angin yang sejuk menyentuh wajahku dan ada rasa damai yang sulit diceritain. Pokoke nyaman dan damai. Aku suka. Aku bersyukur boleh ada di sini saat ini dan merasakan ini. Dan ketika jalan pulang, dan kami melewati lagi jalan ini, aku merasakan hal yang sama. Aku bahkan menutup mata, membiarkan masa lalu dan kenangan mengalir pergi. Aiih, tiba-tiba curhat. Hahaha.



(Merpin, Aku, Sri, Paskah, Rijal, Hotma, Wen, Lita, Kak Eka)


                Lihat senyum dan tawa cerah di atas? Ini adalah tawa kemenangan setelah menaklukkan tantangan pertama. Yaitu jalan rusak. Paskah bahkan berteriak keras setelah melewati ini :
“My Trip My Advanture”
Hahaha, kok jadi MTMA yakkk.


(Frater sedang berusaha menaklukkan jalanan becek)

                Yap, masalah utama di pulau ini adalah transportasi. Sembako yang mahal, minimnya pengetahuan dan teknologi bahkan komunikasi, itu dikarenakan susahnya transpotasi. Gimana nggak, semua mesti dikirimin lewat kapal dari kota, no bus or truck, no flight. Bahkan jalan darat, bentuknya kayak gini. Ada yang lebih parah malah. Hmm, semoga kedepan pulau ini lebih baik dalam segala hal.

                Oh ya, ada 3 titik rawan/jalan rusak kayak gini sepanjang perjalanan 40 km. Syukurlah nggak begitu banyak dan perjalan kita aman sampai tujuan. Cuma ini ding, waktu di km 18 ban motornya Rijal bocor dan nggak ada bengkel di sepanjang jalan, kecuali hutan. Kita mesti ke km 23 di dusun Bele’ Raksok yang ada bengkelnya. Nah, di sini nih jadi orang kurus nggak enak banget. Gimana nggak:

Merpin: “ Parah bocornya pak Cal. Jangan dipaksa, nanti tambah parah”
Rijal : “Iya. Tu gimana lagi?”
Aku : “ Yang cewek ada yang tartig, biar Rijal bawa motor sendiri” (dengan pedenya ngomong)
Paskah: “Kalau gitu Elvi pindah ke Oreste, biar kak Eka yang sama Merpin.”
Aku : (sedikit complain) Loh, kok aku?
Paskah: “Ya, lebih kurus. Biar muat tarik tiga.” (sambil nyengir menang)
Aku : “Berat ku 50”
Sri : “aku 53”
Kak Eka : “aku 56”

Ah, semua pada teriak berat badan masing-masing. Hotma juga nggak mau kalah, 50 katanya.
Gak ada pilihan lain, aku harus rela berpisah dengan merpin dan pindah ke Oreste. Bertiga dengan Sri. Dan sepanjang jalan, kita nggak berhenti ketawa. Karena motor ini muatannya paling berat, yaitu 160 kg setelah dihitung oleh Sri, sehingga kita tertinggal jauh di belakang. Kadang sopir bilang berat sebelah, maka aku dan Sri memperbaiki cara duduk sambil ketawa. Kadang sopir bilang nggak ada tempat duduk lagi, maka kami bergeser-geser sambil ketawa, terutama di penurunan. Saat menanjak, serasa aku tertinggal dibelakang, dan motor bergerak sangat sangat pelan. Jadi ingat siput di film Epic. Hahaha. Alhasil, Sri menderita sakit pingggang dan aku menderita sakit paha. Setiba di km 23, puji Tuhan ada bengkel dan semua kembali normal. Sambil nunggu motor Rijal diperbaiki, waktunya berkodak ria. Hihihi

(This is us, OMK Sikakap)

(Wen, Oreste, Paskah, Apul, Kak eka, Rijal, Hotma, Lita, sri dan yang berlesung pipit itu Frater kami. Wkwkwk)

(Jalan besar di Bele’ Raksok. Ah, itu aku dengan jaket merah kesayangan. Jaket 8-1 SMP Frater J )


(Lita dan Murni di pondok. Aku, Hotma, Sri, kak Eka lagi berselfi ria dan yang lain lagi nikmatin teh hangat dan kue dari keluarga Merpin. Yap, ini kampungnya ketua OMK dan yang di belakang itu adalah rumah beliau. Hihihi)


(Pepi, Sri, Lita, Hotma, Eka, aku, Murni. The girls OMK yang baik hati dan rajin menabung J )



(Rijal, aku, Eko, Roni, Paskah, Hotma, Lita, Wen, Oreste, Sri. Kita nyampe di dusun Purourougat, km 37. Di sini ada sekolah tingkat menengah, SMP dan SMA.)

Finally, we arrived in Bake km 40. Kita langsung ke gereja, persiapan ibadat. Di sini ibadatnya pake bahasa Mentawai. Ada persembahan pujian dari koor WK (wanita katolik) dan amazing, orangnya cuma 4 orang tapi nyanyinya keras dan bagus. Mereka pecah 2 suara. Sedikit dipoles pasti keren. Dan kita juga persembahkan 2 lagu, Sanctus dan Berbahagialah. Semoga Nama Tuhan selalu dimuliakan lewat pujian kita.
Oh ya, di Bake ini, yang beraga katolik hanya ada 9 KK (kepala keluarga). Dikit yah… jadi pas ibadat, terasa sepi sih. Tapi mereka tetap tekun kok. Dan gerejanya ini adalah gereja yang dananya diberikan oleh Bpk Jokowi. Ceritanya, waktu itu Bpk Jokowi mengunjungi Mentawai tepatnya di dusun Bake ini untuk meninjau Hun-Tap (hunian tetap) pasca Tsunami. Masyarakat meminta kepada beliau untuk mendirikan gereja katolik di sini, karena waktu itu gereja katolik belum ada. Maka beliau langsung memberikan bantuan 300 jt, cash, mkepada umat dan berjanji akan kembali ke tempat ini lagi untuk meninjau gereja tsb. Nah, ini dia.

(Gereja katolik dusun Bake, Desa Bulasat, Kecamatan Pagai Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai)


(Anak-anak Bia di stasi Bake, bareng Pepi, Lita, Hotma, dan aku. Bagian dalam gereja)

                Setelah ibadat, kita diundang makan bersama di rumah ketua stasi. Makan sederhana yang enak. Ada subbet, makanan khas Mentawai, ikan tibbok/ikan salai di gulai dan ikan asin + telor. Setelah makan, kita dibagi menjadi 2 tim. Tim 1 untuk pembinaan SEKAMI di Bake dan tim 2 membina anak-anak di Puraorougat km 37. Aku dan beberapa teman berangkat ke km 37 dan mengadakan kegiatan SEKAMI di sana. Awalnya kita pesimis, jangan-jangan anak-anak udah pada pulang karena kita telat ½ jam. Aku ngobrol sama Oreste di jalan:

Aku: “Ores, kalo ntar kita nyampe, dan anak-anak udah pada pulang, gimana?”
Ores: “ Ya udah, kita pulang juga.” (dengan santainya menjawab)

Dan kita ketawa sepanjang jalan, membahas kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dan mencoba mencari jalan keluar yang lucu dan sedikit nggak masuk akal.
Setiba di sana, sekitar 20 anak sedang menunggu dan beberapa anak sedang menyapu gereja. Aku lega, syukurlah ada yang datang. Nggak lama, anak-anak dan Pembina BIA dan OMK berdatangan dan semakin ramai. Hehehe, senang rasanya.

Kegiatan dimulai dengan perkenalan dan jelasin tujuan kami datang ke sana, lalu kita latih beberapa lagu baru. Aku latih lagu, Rijal gitaris. Setelah kita nyanyi beberapa lagu + gerakan + tepuk, kegiatan diawali dengan doa. Lalu dilanjutkan dengan Firman dan pembahasannya oleh Oreste, dilanjutkan dengan games yang dipimpin oleh Hotma dan Murni, lalu pengenalan kembali tentang SEKAMI oleh kak Eka. Teman-teman lain yang belum mendapat tugas, menjadi peraga gerak dan lagu, they are Paskah dan Apul. Semua berjalan sangat baik dan luar biasa. Ada rasa senang yang sulit dijelasin. Again, I feel this way.
Ah, ada yang lucu saat games pesan berantai. Karena ada beberapa anak kecil dan seringnya bahasa sehari-hari menggunakan bahasa Mentawai, pesan yang sampai pada temannya sangat jauh dari yang asli. Kalimat yang harus disampaikan adalah ‘Garam dan Terang dunia’, nah yang sampai tuh ‘Ajinamoto dunia’ Hahaha… Pas denger itu dari salah satu anak, semua ketawa sampe sakit perut. Si anak ni polos pula dan tambah ngakak pas liat tampangnya. Aiiih, in the name of the children, never stop make us feel wonderful. Temen Pembina lain bilang, gak jauhlah, kan deket garam sama ajinomoto. Sama-sama bumbu masak yang masuk di kuali. Aik aik aik… so funny.

Kegiatan ditutup dengan doa penutup dan pembagian snack. Yah, snack apa adanya et, GDR leek boz. Hahaha. Kami juga belum cukup modal sih buat kasih banyak, tapi  semoga bisa buat anak-anak senang ding. Dan pas anak-anak salim Pembina, ada yang bilang:

“kak, minggu depan kakak ke sini?”
Wkwkwk, si adek itu kira dari Sikakap ke tempat dia deket. Dia gak tau kalau kita mesti tartig dan sakit pinggang karena ban bocor. Hahaha, aku cuma jawab”
“nggak dek, tapi kakak akan datang lagi ke sini, mudah-mudahan dalam waktu dekat” sambil peluk kepala mungilnya.

Sayang, foto-foto pembinaan di Puraorougat belum masuk ke handphone ku, jadi blm bisa di post. Ntar nyusul deh. Ah, teman-teman yang melayani di Bake juga punya cerita yang seru kayak kita. Dan foto-fotonya juga nyusul.
Pukul 15.30 kita berangkat pulang menuju Sikakap. Dan aku merasa, semangat dan energiku penuh padahal sudah sore, dan aku juga merasakan hal yang sama terjadi pada teman-teman. Mereka bahagia.  Kita bahkan punya banyak energi untuk balapan siapa paling depan, sampe-sampe topiku terbang dan hilang beberapa saat. Untung Ores dan Sri baik hati, mau balik menjemputnya.







(Lawan berat dalam balapan)          (Lawan yang dianggap enteng, namun akhirnya menjadi pemenang)

                Perjalanan jauh, kesulitan dan lelah, terobati oleh kebahagiaan yang didapat dari memberi. Kami, nggak ada yang kaya, nggak ada yang bapaknya pejabat ato konglomerat, sehingga untuk memberi materi atau uang banyak untuk orang-orang, itu sedikit sulit.  Maka inilah yang bisa kami beri, waktu, tenaga dan tawa. Ajaibnya, setelah memberi, hal itu dilipatgandakan dan aku merasa lebih… hidup J
                Minggu ini, 12 Maret 2017 kita akan adakan acara SEKAMI di stasi pusat, stasi Sikakap, lalu kita akan persembahkan 1 pujian pas misa, dan kita mau buka kedai OMK juga. Hehehe. Dan minggu depannya lagi, rencananya kita mau kunjungan dan pembinaan di stasi Guluk-guluk. Its my mom’s town. May God bless us and all our good planning.



:) Vi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Posting Komentar