Beberapa waktu terakhir ini, makin akrab dengan angkot. no no, bukan
kencan. angkotnya jadi tumpangan buat ke skul :). masih dalam pelukan
PL.
Di angkot, banyak ketemu orang. Ada anak skul, mahasiswa, sesama PL, guru, pegawai, ibu2 rumah tangga, nenek2, bapak2, tante2 dan banyak lagi. Kadang risih juga, dan jauh dari nyaman jika duduk bersempit-sempit dengan laki-laki, apalagi sambil merokok. huh,,, yang gak pusing jadi pusing. masih penyakit lama, mabok jalan, kecuali jalan kaki.
Ada.... saat liat ibu2 yg lagi anterin anaknya ke skul, jadi teringat... mungkin suatu saat nanti, aku juga bakal keq gitu. gak capek ya? antar jemput anak?
mungkin akan ku rasakan nanti. seberapa capeknya.
Dan ketika sepayung nunggu angkot dengan nenek, yang masih jeli indranya, hanya jalannya saja yang pelan dan punggung yang bongkok,.. nanti, jika umur ku panjang, tentu aku juga akan sepertinya. dia kebasahan, lupa bawa payung mungkin. apa suaminya masih ada? kemana anak2nya?
hmm.. mungkin tak sempat menghantarnya.
Wah, aku benar-benar gak punya cita-cita tinggi sebagai perempuan. Hanya ingin menjadi seperti ibu ku. Punya keluarga kecil, sederhana, dan bahagia.Tentu saja tak ada laut yang tak berombak, dan terkadang dilanda badai besar. tapi, kalau aku bisa seperti ibu ku, semua akan baik-baik saja. Lagian Tuhan sudah janji, Dia selalu bersama ku.
Seseorang bilang, karena aku perempuan, maka baiklah mencari pasangan hidup yang tepat, yang menyayangi ku, lebih dari aku menyayanginya. karena... belajar dari pengalaman orang lain, katanya.
kalo saja orang itu adalah dia, mungkin aku gak akan khawatir.
:) Vi
Di angkot, banyak ketemu orang. Ada anak skul, mahasiswa, sesama PL, guru, pegawai, ibu2 rumah tangga, nenek2, bapak2, tante2 dan banyak lagi. Kadang risih juga, dan jauh dari nyaman jika duduk bersempit-sempit dengan laki-laki, apalagi sambil merokok. huh,,, yang gak pusing jadi pusing. masih penyakit lama, mabok jalan, kecuali jalan kaki.
Ada.... saat liat ibu2 yg lagi anterin anaknya ke skul, jadi teringat... mungkin suatu saat nanti, aku juga bakal keq gitu. gak capek ya? antar jemput anak?
mungkin akan ku rasakan nanti. seberapa capeknya.
Dan ketika sepayung nunggu angkot dengan nenek, yang masih jeli indranya, hanya jalannya saja yang pelan dan punggung yang bongkok,.. nanti, jika umur ku panjang, tentu aku juga akan sepertinya. dia kebasahan, lupa bawa payung mungkin. apa suaminya masih ada? kemana anak2nya?
hmm.. mungkin tak sempat menghantarnya.
Wah, aku benar-benar gak punya cita-cita tinggi sebagai perempuan. Hanya ingin menjadi seperti ibu ku. Punya keluarga kecil, sederhana, dan bahagia.Tentu saja tak ada laut yang tak berombak, dan terkadang dilanda badai besar. tapi, kalau aku bisa seperti ibu ku, semua akan baik-baik saja. Lagian Tuhan sudah janji, Dia selalu bersama ku.
Seseorang bilang, karena aku perempuan, maka baiklah mencari pasangan hidup yang tepat, yang menyayangi ku, lebih dari aku menyayanginya. karena... belajar dari pengalaman orang lain, katanya.
kalo saja orang itu adalah dia, mungkin aku gak akan khawatir.
:) Vi
0 comments:
Posting Komentar