Aku memintamu, hingga kau kesusahan. Bisa ku bayangkan, bagaimana pusingnya.
Tapi aku terlalu pecaya diri...
Sehingga aku memanjat jendela, menjulurkan kepala agar bisa melihat.
Dan kau di sana, duduk dengan kaus ungu.
Lalu aku melambai, memanggil nama mu, sedang aku sudah memakai bedak.
Dan aku sedikit kecewa, karena begitu melihatku,,, bukan senyum.
Aku menangkap kemarahan dan kesal mungkin, menginginkan ku untuk cepat2 turun.
Ku ambil tas ku, pamit pada pemilik jendela, sambil bergumam dalam hati...
Ku janji, ini yang terakhir.
Lalu aku akan selalu mengalah, untuk kebersamaan yang membuatmu lebih baik, daripada kebersamaan bersamaku.
:) Vi
Tapi aku terlalu pecaya diri...
Sehingga aku memanjat jendela, menjulurkan kepala agar bisa melihat.
Dan kau di sana, duduk dengan kaus ungu.
Lalu aku melambai, memanggil nama mu, sedang aku sudah memakai bedak.
Dan aku sedikit kecewa, karena begitu melihatku,,, bukan senyum.
Aku menangkap kemarahan dan kesal mungkin, menginginkan ku untuk cepat2 turun.
Ku ambil tas ku, pamit pada pemilik jendela, sambil bergumam dalam hati...
Ku janji, ini yang terakhir.
Lalu aku akan selalu mengalah, untuk kebersamaan yang membuatmu lebih baik, daripada kebersamaan bersamaku.
:) Vi
0 comments:
Posting Komentar