Gak setuju banget nih, BBM naik. wew, biar cuma beberapa ribu, tapi gede efeknya.
Kalo buat konglomerat or pejabat sih, sebodo tuing. tapi buat masyarakat yang kurang mampu, malah buat semakin gak mampu.
contohnya aja nih...In my village, i mean mom's village, banyak keluarga yang mengganggap nasi itu makanan enak. gimana enggak... makanan pokok bagi mereka adalah pisang dan beberapa jenis umbi-umbian yang hanya direbus. enak sih, untuk cemilan menurut saya. but untuk makanan pokok,,, for me it's less.
(jangan liat orangnya...)
Dan mereka menjadikan ini makanan pokok bukan karena mereka cinta banget ma hasil kebun sendiri, tapi karena harga beras yang tinggi, dan mereka nggak punya cukup uang untuk membeli beras dalam jumlah banyak, yang untuk dikonsumsi setiap hari. :(
Banyak sih yang bilang, Mentawai people... hmm agak kurang rajin. Ok, hal ini kita abaikan untuk sementara, karena bukan hanya di Mentawai, di seluruh pelosok Indonesia juga masih ada orang yang kelaparan dengan beberapa alasan tertentu.
Tapi tetap saja, naiknya harga BBM hanya menambah jumlah kemiskinan.
Nggak tahu siapa yang mesti disalahakan. Pemerintah? Politikus? Pejabat? Masyarakat? Presiden? tergantung argumen masing-masing. Bagi saya, ini tidak terlalu penting.
Yang terpenting sekarang adalah gimana caranya, agar harga BBM (yang berarti juga harga semua barang), tidak naik, tetap saja dan jika bisa... malah turun.
Yang perlu di perhatikan adalah harga hasil pertanian masyarakat. Harganya jangan ditekan terlalu rendah, sehingga banyak petani Indonesia masih berada di bawah garis kemiskinan. Harusnya kan mereka kaya, karena dari merekalah kita bisa makan. Kalau saja pemerintah tegas terhadap produk impor. Mungkin.
Saya juga nggak tahu nih, omongan saya bener ato nggak. soalnya saya benar-benar gak tahu tentang politik dan teman-temannya.
But, saya serius nih Pren...
:) Vi
0 comments:
Posting Komentar