RSS

Fisika yang menyebalkan. Dinikmati jadi memusingkan. Tapi ku cinta...

Fisika yang menyebalkan. Dinikmati jadi memusingkan. Tapi ku cinta...

Wrong Love



Dec 18th 2015
Morn, 7:53

Miliki dua cinta yang sama-sama tak dapat disentuh.  Cinta yang tak  dianggap oleh dunia. Dia ada, dia nyata… hanya saja ia seperti bayangan. Sekuat apapun mengejar, ia hanya akan berdiri di sisi. Luka, sakit,  bahagia, ia hanya berdiri di sana, tak dapat dipeluk. Seperti sendiri, namun tak benar-benar sendiri.  

Katanya, cintaku jatuh pada orang yang salah. Salah bagiku untuk mencintainya, salah bagiku untuk berharap memilikinya, salah bagiku untuk merancang masa depan bersamanya, salah bagiku untuk menghabiskan waktu hidupku bersamanya. 





Hatiku salah, merasakan bahagia saat bersamanya, hatiku salah merasakan sakit saat ia bersama dengan yang lain, hatiku salah merasakan sesak saat ia tak akan meninggalkanku. Lagi-lagi, aku salah dan dunia berserta matanya menyerangku tajam seperti ujung-ujung pisau ditujukan padaku, dari semua sisi, dari semua sisi… dan semakin dekat, setiap ku melangkahkan kakiku.

Ingin mencari pembelaan, sekedar kata bahwa tak masalah dengan cintaku. Tapi tak ada keberanian. Aku bahkan tak ingin awan dan langit tahu. 

Andai cintaku tak jatuh pada orang yang salah.   
 




:) Vi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Melihatmu dari sudut mata



Nov 24 2015
7.42 pm
My room

Apa kabarmu? Apa hidupmu baik saja tanpaku? Apa kau bahagia? Apa tawa mu lebih, tanpaku?
Apa kau dan keluargamu baik saja,sejak  tanpaku? Aku membayangkan lebih dari ini.

Melihatmu dari sudut mata, ku rasa kau bahagia.

Apa kau kesepian tanpaku? Mungkin tidak, kau punya banyak tempat untuk bercerita. Kau bahkan ingin dekat dengan yang lain ketika bersamaku. Hanya saja, itu tertahan karenaku. Sekarang, tanpaku, kau dapat bersama dengan siapapun yang kau ingin. Tak usah pedulikanku, walau terkadang kita berpapasan tak sengaja. Kau bisa menganggapku tak ada.

Melihatmu dari sudut mata, ku harap kau bahagia.

Aku tak pantas untuk mu. Jika kau buka mata, perbedaan yang seperti jurang itu, tak mampu ku lewati. Bukan berada sebelah menyebelah, namun aku berada jauh di dasar jurang, dan kau berdiri tegak di atas sana… Mekar seperti bunga matahari. Kau terlalu indah untuk ku miliki. Terlalu berharga untuk ku peluk.  Bahkan mimpi pun tak inginkan ku bersamamu. Bahkan mimpi…

Melihatmu dari sudut mata, ku ingin kau bahagia.

Banyak cinta yang lebih pantas menunggumu. Jauh lebih pantas dariku. Jika kau lihat ke depan, aku hanya akan menua dalam dasar jurang. Ku mohon, berbahagialah bersama cinta yang akan menemanimu bersinar seperti mentari. Aku akan menikmati sinarmu dalam diam. 

Melihatmu dari sudut mata, ku mohon bahagialah.
Dengan begitu, aku juga berbahagia untukmu. 

Aku kehilangan… kehilangan yang pantas.
 


:) Vi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sahabat Itu Mereka


==========================================================================



Aku tak tahu apakah ini namanya sahabat, yang pasti mereka menguras isi dompetku.  Kurasa mereka juga merasakan hal yang sama. Dengan isi dompet itu, kami mengunjungi kafe-kafe yang lumayan keren, yang cukup keren, hingga yang tidak keren. Keren tidaknya tergantung dari, sekeras apa kami boleh tertawa dan bicara. Makin keras tawa, makin keren kafenya. Survei membuktikan bahwa kafe terkeren untuk sementara adalah Kedai Kopi Om …. depan klenteng, El’s Coffe (note: 10 pm) dan dapur Chef Sit. Mari kita kupas satu-satu dengan pisau cutter.

Pernah sekali, nongkrong di kedai kopi sambil latihan ngamen untuk rencana kegiatan tahun baruan,  kita nyanyi hampir 10 lagu, dilihatin sama semua pembeli di sana. Malunya, gak ada 1 lagupun yang selesai *lol. Kesalahan itu terletak pada gitarisnya yang gak apal kunci. Aiiiihh, siapalah tu… Gak lama, pengamen beneran datang, dan kita ditantang untuk nyanyi. Siapa takuuuuttt (*belagu dikit). Ternyata emang lagunya enteng, lagu ku dari ungu. Jelas-jelas itu kami kuasai sejak di bangku sekolah, ya entenglah. Hakhakhak… Tapi di nada tinggi agak sumbang dikit ding, hihihi.




Selanjutnya, demi memupuk rasa kebersamaan, dijanjikanlah malam itu kumpul di El’s coffe. Si kawan satu ituhhh, baru balik Bogor ceritanya. Dipesanlah kopi-kopi ala manca, gak tau namanya, lalu disandingkan dengan roti krispi, apalah namanya… pokoke dia cuma 4 batang. Ketika si kawan nyampe, dia langsung keluarin box Tupperware dari ranselnya, “oleh-oleh dari Bogor” jawabnya santai. Haiyaaaa, kita ni di kafe mah, dikeluarin pula box berisi donat. Ckckck (tapi habis juga).


Setelah pengunjung lain pada pulang, jadilah kafe itu seperti rumah kami sendiri. Berputu-putu sesuka hati. Pindahin ini, pindahin itu, ambil ini, letak itu… Pucing babang dedek *kata baristanya dalam hati. Emang ada barista di sana?



Ini yang paling keren, dapurnya Chef Sit. Kita bisa teriak-teriak, nyanyi apa aja, nari juga boleh, tidur juga bisa, semua hal itu bs dilakukan sambil makan. Awsome *kagum.

Rencana selanjutnya adalah Coffe Toffe sabtu nanti. Mau tantang, konser di kafe itu. Hahaha… Let’s see this weekend.  
 















:) Vi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Apa kabarmu?

Apa kabarmu?




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

27 Desember 2014, 8.01 pagi




Berhari-hari hujan turun,  dari pagi hingga ke pagi esoknya. Tak lelah dia. Pagi ini sedikit lebih cerah. Hujan tak hadir, mentari malu-malu mengintip seakan bumi baru saja dikenalnya.
Aku memutar musik lalu mulai menulis. 

Semalam tadi aku berdoa untuk hari cerah pagi ini, untuk penyesalan yang harus diikhlaskan, untuk kecewa yang disembuhkan, untuk beban yang akan Ia mampukanku memikulnya, untuk kebahagiaan yang akan Ia buatku peka menikmatinya, untuk harapan yang tak akan pernah putus. Dan pagi ini, Ia kabulkan doa pertamaku, doa keduaku, doa ketigaku. Aku berharap untuk doa keempat, doa kelima dan doa keenam  akan Ia kabulkan pula. 

Semalam tadi aku berbincang-bincang dengan kawan-kawan, membahas hujan yang tak reda, membahas waktu yang menuakan, membahas hati yang masih kosong. Senang memiliki kawan yang masih peduli. Jika tidak, mungkin aku sudah terhilang dalam hidup ku sendiri, di balik ombak atau di balik jingganya senja. Harapku, kami bisa menjadi orang sukses dalam hidup, berbahagia  lalu tetap saling membutuhkan satu sama lain, bukan menjadi orang asing.

Hujan turun, musik tetangga memaksaku mematikan musik dari ponselku, aku masih tetap menulis.

Suatu hari ada seorang sebatang kara. Orang tuanya tlah lama mati, sedang satu-satunya saudara yang ia miliki telah berkeluarga lalu ia tak terperhatikan lagi. Hidup sendiri tak membuatnya terpuruk, buktinya ia hidup dalam segala kelimpahan. Ia mampu. Ia memiliki semua yang ia inginkan.
Seorang lagi memiliki keluarga utuh. Ada cinta dalam rumah yang ia tinggali sejak ia kecil. Namun tak mampu mendapatkan yang dia inginkan, ia susah dalam hal kelimpahan.

Aku berada diantara mereka berdua. Atau mereka adalah aku.



:) Vi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ayahku




Satu cerita ia nyanyikan sambil menggenggam tangan mungilku
Berjalan menyusur jalan setapak
Katanya, rumah di surga jauh lebih berharga dari pada rumah di dunia
Aku mulai mengira-ngira bentuk surga

Dewasa aku dibawa waktu
Meluaskan jarakku dengannya
Cerita perlahan hilang
Nyanyian tak lagi ada
Ia mulai berjalan di belakangku
Semakin hari semakin jauh
Sesekali ku dengar suaranya
Sesekali saja

Suatu hari, aku pulang
Jalan setapak kini berganti
Rumah kayu kokoh itu menua
Dan Ia di sana, menunggu
Keriput kulitnya yang membalut tulang
Pakaian lusuh menutupi
Dan mata itu…
Oh Tuhan…
Mata yang dulu tajam menatap saat ku salah
Sekarang sayu tak bertenaga

Tak sanggup melihatnya,  aku berlari,,, terengah-engah
Kembali ke saat Ia tak bersamaku
Menyusuri jalan setapak, ketika ia tertinggal jauh dibelakang
Berjalan sendiri memikul beban berat yang tak tertanggung
Jatuh berkali-kali
Sesekali ia tersenyum saat menggumamkan namaku
Letih, ia berhenti di pinggir jalan
Memanggilku,,, akan menceritakan kisah rumah di surga
Akan menyanyikan lagu kesukaanku
Tapi aku…
Oh Tuhan maafkan aku…
Aku terlalu sibuk oleh teman-teman
Terlalu penat dalam pikir ilmu
terlalu terburu-buru dikejar waktu

Maafkan aku, meninggalkanmu jauh dibelakang

Kini,,, ku bungkus kado-kado kecil
Berisi kebahagiaan
Yang akan kuberi padanya, setiap saat semampuku

 

:) Vi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS