Saat itu siang terik, namun cerah. Ia duduk di samping ku
di sebuah pondokan tua, di antara padian hijau.
Ia mulai bercerita tentang hidupnya,
tentang tempat-tempat yang pernah ia datangi,
tentang bentuk hati yang pernah ia temui.
Menyejukkan hati ku dengan cerita.
Siang yang indah, bersamanya.
Sore itu nila dan merona, Ia duduk di samping ku
di sebuah batu tepian laut.
Kami bercerita tentang laut yang luas,
tentang dunia yang kami sama-sama belum ketahui,
tentang kaki yang terendam basah menggantung.
Sore yang indah, bersamanya.
Malam tiba, tanpa kabut. Ia duduk di samping ku
di sebuah ayunan tua, di taman itu.
Kami terdiam memandangi langit,
di sana sungai bintang mengalir, turun ke ujung langit.
Ia bilang, salah satu bintang yang turun itu adalah aku.
Malam yang indah, bersamanya.
*For my friend who flowers (baca: Untuk temanku yang lagi berbunga-bunga, Feni)
:) Vi
di sebuah pondokan tua, di antara padian hijau.
Ia mulai bercerita tentang hidupnya,
tentang tempat-tempat yang pernah ia datangi,
tentang bentuk hati yang pernah ia temui.
Menyejukkan hati ku dengan cerita.
Siang yang indah, bersamanya.
Sore itu nila dan merona, Ia duduk di samping ku
di sebuah batu tepian laut.
Kami bercerita tentang laut yang luas,
tentang dunia yang kami sama-sama belum ketahui,
tentang kaki yang terendam basah menggantung.
Sore yang indah, bersamanya.
Malam tiba, tanpa kabut. Ia duduk di samping ku
di sebuah ayunan tua, di taman itu.
Kami terdiam memandangi langit,
di sana sungai bintang mengalir, turun ke ujung langit.
Ia bilang, salah satu bintang yang turun itu adalah aku.
Malam yang indah, bersamanya.
*For my friend who flowers (baca: Untuk temanku yang lagi berbunga-bunga, Feni)
:) Vi
1 comments:
hahaha... :D
makasih vi...
Posting Komentar