Unandku
Aku meninggalkanmu. Bukan karena kau tak setia, atau ku tlah punya kekasih baru. Tapi itu memang harus. Ada perpisahan tanpa alasan.
Masih teringat jelas diingat ku, kau buai aku dalam duniamu. Ilmu yang berserakan, ku pungut dan ku buang. Jika bisa kembali, ingin ku simpan itu baik-baik dalam hatiku, tak ingin kecewakanmu. Tapi aku terlalu sibuk atas hal-hal yang ku pikir lebih penting darimu. Sungguh, maafkan aku.
Dulu aku adalah bagian darimu. Sekarang ku seperti orang asing, yang melancong ke negerimu. Hai bangunan tua sahabatku, aku rindu rindangmu yang hening, hijaumu yang semarak. Kelak, Ingin habiskan masa tua disampingmu.
Kau sisakan senyum di sudut kiri hatiku, yang terbentuk di atas aliran udara yang ku hirup. Ada arah hidup yang kau sisipkan di sana, yang selalu ingatkan saat aku tersesat. Senyum kebahagiaan, walau terkadang ku tak mampu jawab tanyamu, seperti kebahagiaan seorang ibu saat memeluk anak kecilnya yang tak mengerti apa itu hidup. Kebahagiaan saat menemukanku duduk memeluk lutut di sudut jalan, takut aku akan hilang.
Mungin tak banyak ku buat mu bangga, namun inilah yang dapat ku buktikan padamu. Toga itu kau sematkan di kepalaku dan lembar ini telah tertulis atas namaku. Aku tahu jalan masih sangat panjang, namun aku ingin bergembira bersamamu sepanjang hari ini. Biar ini jadi cerita, yang dapat kukenang sepanjang ku dapat mengingingat.
Kelak jika aku sangat rindu, biar ku titip saja pada langit. Mungkin kau juga akan memandang langit yang sama. Tempat kita memandang saat bersama. Jangan terlalu lama berdiam dalam gelap, kau sudah tua. Aku ingin kau bergembira dalam siang dan malam, bersama jutaan bintang di sekelilingmu. Jika kau bersedih, ceritakan cepat padaku, mungkin ku tak mampu membantumu, namun ku dapat rasakan yang kau rasa.
:) Vi
0 comments:
Posting Komentar