Ada sedikit yang
nggak beres di kepalaku. Sakit. Setelah konsul, aku vertigo kata dokter.
Seminggu sudah, aku belum juga baikan. Aku harus off dari semua kegiatan dan
kerja. Hal yang bisa aku lakukan hanya mancilok (makan, cirik (sorry), lalok),
kata orang minang. Makan, pub (maap), bobok. (Kerjaan yang diidam-idamkan banget
sama pebisnis sukses dan orang kaya)
Hmm.. kalo ga
baik juga dalam minggu ini, maka aku akan dijemput pangeran untuk pergi cek
kesehatan ke istana peri. Di sana selain cek, ada penyihir baik yang bisa
menyembuhkan segala penyakit.
Ah, yang akan ku
bahas adalah pangerannya, bukan sakitnya, walaupun itu juga hal yang perlu. Tapi
semoga aku akan baik-baik saja. Dan aku yakin aku akan baik-baik saja.
Pengeranku nggak
bersayap seperti Chain seorang lycant dari film Jupiter. Nggak juga seorang
penakluk pedang, si Rider dalam film The
lord of the rings. Gak juga romantis dan puitis seperti Tere Liye. Eh, pernah sih
dia coba romantis, buatin aku puisi (itu juga setelah aku minta berkali-kali). Selain
dia minta maaf karena nulisnya pake tinta merah, kayaknya itu lebih tepat
dibilang pantun daripada puisi. Hahaha.
Tapi dia seorang
laki sejati. Serius.
Waktu itu aku
lagi nggak bisa nemuin gambar yang sama dalam game onet. :)
Aku : “Abang, nggak nemu “(sambil
nyodorin hp ke dia)
Pangeranku : “sini, biar abang selesaikan secara
jantan”
Aku dengan
sangat penasaran ngeliatin dia nyelesaiin level itu dengan jantan.
Pangeranku :”
ini dia (dengan santai tekan tombol help, bantuan).
Nih, sudah abang selesikan
secara jantan” (dia ngomong tanpa rasa malu dan bersalah)
Hahaha. Sangat
jantan sekali. Gimana nggak aku toddoi
dia.
Sepertinya dia
nggak sehebat pangeran-pangeran dalam dongeng fairy, dan mungkin nggak setampan
dan sekeren pangeranmu. Tapi dialah pangeranku, yang akan tertawa dan tertawa
bersamaku (kalo nangis mah, kayaknya cuma aku. Dia Cuma bilang, ya udah, ga
usah nagis. haha J) dan yang paling penting, selalu ada, memelukku, setiap saat. :) (kayak rexona, selalu setia setiap saat :))