Get This WidgetWaktu sangat sombong saat ini. Ia berlalu tanpa menyapa. Padahal anak-anak sekolah diajari untuk menjadi ramah dan santun. Aku terjaga begitu ia datang bersama fajar, dan bahkan sebelum fajar mengintip, lalu seolah-olah tak terlihat ia berlalu saja dan sekelilingku menjadi gelap. Di balik kaki langit ku lihat ia menatap mesra kekasihnya, duduk berdua di atas perahu, berlama-lama,,, sangat lama. Ku lihat jam ku, ia tetap begitu. Jika ku hitung, tak terhitung lamanya ia begitu. Aku berdecak tapi kecewa, bagaimana ia melewatiku tanpa sapa, sedang ia berlama-lama bersama kekasihnya... Andai aku kekasihnya...
Teman-teman ketika SD, SMP, SMA, Kuliah dan sekarang kerja. Ada beberapa teman lagi yang gak bisa hadir ketika moment bersejarah ini diabadikan. Mereka jauh di seberang pulau dan sepertinya perahu mereka sedang bocor sehingga tidak bisa digunakan. Sedang menjalani proses "penumbokan".
Mereka adalah Ridho Sunelju, Dewin Waldemar, Angga Dharma, Ferymax Hutabarat dan Mona Lisa yang beberapa hari lalu sempat berkunjung. Nah pemilik wajah di frame ini (walau tak ada frame) adalah Ari. Ian. Hesti. Me :)
Hari itu, diakanlah
outbond oleh yayasan. Katanya sih untuk pencerahan pegawai gitu. Usul
yang ditolak hampir semua pegawai, termasuk saya. Tapi karena suara
bawahan seperti angin lalu, walaupun hidup di negara demokrasi, yah..
Terabaikanlah suara banyak itu. Maka, sabtu 4 Oktober 2014 berangkatlah
kami menuju TKP.
Setiba di sana, disambut hujan yang sendu bersama suhu yang sangat dingin, dan sayapun sukses mabok
dengan 2x muntah. Untung bpk sopirnya enak bawa mobil, hari2 lalu ke
Bukittinggi melewati 6x (tepok jidat).
Setelah makan siang, istirahat,
sambil menunggu hujan reda. Akhirnya sihujan reda juga, maka dimulailah
outbond yang... Hmm, biasa aja sih. Like children's games. Tapi ya
sudahlah, lumayan jg buat ketawa dan kecewa.Kelompok kami kalah, wkwkwkwk....
Satu
hal yang sangat sangat sangat menakjubkan adalah view nya. Beautifull.
Serasa terbang dan mendarat di tempat tinggi, sedang nun jauh di sana
ada mangkuk berisi air yang dikelilingi bukit-bukit hijau. Lihat rumah
penduduknya? Hmmm.. Seperti makanan yg lezat. Bukan makan rumahnya, tapi
pemandangannya seperti makanan yg enak.
(Selebritis SMP Frater, dimulai dari kepala sekolah wkwkwkwk)
(Ita dan Aku)
Lupa memperkenalkan, nama
daerahnya adalah Puncak Lawang, tempat outbondnya Lawang park. Kalo mau
ke sana belok kiri di Padang Luar sebelum nyampe Bukittinggi. Banyak
simpang sih, pilih yang paling keren aja ntar.
Lama perjalanan dari Padang-Puncak Lawang 3 jam kali ya, kalo gak
salah. Mungkin karna mabok, waktu dlm mobil terasa lama sekali :).
Hai blog, apa
kabar? Lama tak bernafas bersama. Terlalu sibuk untuk ketemu (sebenernya
wifi yang gak ada :)). Kabar terbaru adalah, kerja itu menyenangkan.
Jam ngajar yang tinggi, ditambah privat yang sibuk. Lumayan menyita
tenaga, tapi ketika terima hasil, uiiihh.. Senangnya pake banget.
Oya, sekolahku sekarang adalah Smp Frater, pada grade 1 dan 3.
Yap, I'm a physic teacher in 3rd and science teacher in 1st class. Beban
pasti ada, tapi ya.. Beban untuk dijalani bukan untuk dipikirkan. Lama2
bisa ngotbah nih.
Aku akan sering cerita lagi, dan sedang diusahakan. Kata pendamping outbond minggu lalu, berbahagialah ditiap detik yang kita punya.
Ini adalah tempat-tempat yang ingin ingin ingin ku datangi.
Jika sekiranya nanti tidak sempat, yah datangi dalam mimpi aja dan pura-pura hidup dalam lembar-lembar foto. hehehe...
1. Green Dragon Pub, Selandia Baru
Ingat Frodo? Ingat Shire? Yap, this is it. Ini adalah Shire beneran dalam film " The Lord of the
Rings". Kalo dalam film tempat indah ini adalah tempat tinggalnya para Hobbit, dalam kehidupan nyata ini adalah sebuah bar yang berisi orang-orang biasa. Bar bergaya
Hobbit ini berlokasi di Selandia Baru yang merupakan objek wisata menarik yang terletak di Hobbiton dekat Matamata di bagian utaraSelandia Baru.
2. Ladang Lavender, Provence, Prancis.
Keindahan hamparan kebun lavender dengan aromanya yang memikat dapat kamu nikmati di sepanjang dataran tinggi sekitar Sault, di kaki pegunungan Ventoux, di sekitar Apt dan Gordes di kota Provence, Paris. Saya pernah ke sana sekali, dalam mimpi tadi malam :)
Dari peta yang saya baca, kita mesti ke Paris dulu, terus terbang ke Lyon. Dari Lyon udah bisa langsung ke Provence koq, ngesot dikit juga nyampe.
Takut nyasar, nih link petanya https://maps.google.com/maps/ms?msa=0&msid=207979771157581329521.0004c09c3d5c4d3fb9350&ie=UTF8&t=m&ll=44.063907,5.688171&spn=0.690758,2.059937&z=9&source=embed&dg=feature
Untuk sementara itu dulu deh, yang lain nyusul. Mau fokus nabung buat pergi ke 2 tempat di atas. :) Mari menabung... dan kurangi shoping :D
Aku ingin bercerita tentang senin pagi yang bertepatan dengan hari nyepi se-Indonesia. Dunia juga kali ya, kurang tahu juga denk.
Nah, minggu malam aku dan Yani rencanain main sepeda besok pagi sambil menyantap eskrim duren yang super duper nikmat itu. You must try it, "Ganti nan lamo" judul rumahnya :)
Oya, sudah tahu Yani kan? My friend from Maria's skul.
Back to topic, kita sepakat jumpa depan taman budaya jam steng 7. Desi dan Kris juga ikut, itu, mereka sama-sama ngajar di smp Maria. Desi guru Inggris dan Kris guru Bio (informasi lebih lanjut langsung tanya orangnya). Karena Yani telat, rumahnya paling jauh sih, maka smua kumpul di rumah ku jam 7 pas.
Kris merengek ingin jalan kaki dari tempat ku ke rentalan sepeda
' gila mu kris, jalan sejauh itu. Dak talok aku o' jawab Desi. Aku dan Yani setuju mengiyakan sambil ngejek Kris. Emank, kadang tuh anak rada lain.
Akhirnya kita sampai dan langsung rental sepeda. Perginya naek motor kale, bukan jalan kaki.
Nah, ini bukti senin pagi kami menyenangkan :)
Desi, aku, Kris dan Yani
Tau ni lagi ngapain
Itu siluet Kris
Yani lagi pisss passs passs
Informasi paling penting sekali, semua masih pada jomblo :D
Aku memutuskan untuk berhenti.
Aku tahu, mulianya mengabdi bagi jiwa
hanya saja ada titik yang semakin lama semakin besar
menelan dan menenggelamkan.
Jika nanti, langit tak berpihak,
atau mungkin dunia menganggapku tak ada,
jika nanti ku terseok membawa diri,
ataupun keadaan semakin buruk,
maka aku berharap saja, semoga mentari tetap bersinar.
Dengan begitu aku tetap bisa berjalan di hari siang.
Nama cewek ini? Elvi danYani. Elvi itu aku, dan Yani itu teman kerjaku, dan susah banget ngenalin dia klo lagi di luar sekolah. Biasa berpenampilan rapi kalo ke sekolah, dan pagi itu pas dia jemput aku di rumah, I was surprised. Hampir dak kenal. Feminim gitu, datang-datang gaya preman. :) Dia ajak main sepeda. Udah lamaaaaaaaaaaaaaaa banget gak lagi. Dulu sekali, aku punya teman yang suka main sepeda. I always follow her. She have bikecycle, but I haven't. Yah, aku sering pinjam sepedanya. Dia baik hati kok, aku dikasih pinjam. :) Main sepeda dulu itu, semacam candu yang sulit dilepas. Aku sampai rela gantiin mom beli ikan pagi-pagi, tempatnya para ibu belanja, sejauh dua kilometer lebih, asal naik sepeda. ckckck... dan aku sampe nangis-nangis minta sepeda, but my dad can't gave. We dont have enough money for buy it. Kasihan sih, tapi gak ngurangin kebahagiaan kok (baru ku sadari setelah dewasa).
Sekarang, jauh berbeda dengan dulu. Kendaraan semakin canggih dan sepeda mulai ditinggalkan. Aku aja lebih milih beli motor ketimbang sepeda, yah pertimbangan faktor kebutuhan juga sih. Dan, sekarang sepeda hampir memasuki daftar barang antik. Tapi masih bisa ditemui di mana-mana kok, coba aja jalan sekitar Taplau, pesewaan sepeda cinta bejubel. Gak tahu sepeda cinta? Jomblo sih *ikutan gaya Raditya Dika. Itu loh, yang sepeda buat bedua orang.
Nah, kembali ke pagi itu... Aku dan Yani ngos-ngosan ngayuh sepeda yang rasanya pelan banget bergeraknya, di pagi menjelang siang, dikarenakan matahari mulai nyengat. Akibat bangun kesiangan. :)