Ini hanya curahan hati.
Beberapa petinggi daerah yang secara tak sengaja ku temui di pusat kabupaten, Tuapejat, saat pengambilan SK, menitipkan pesan dan semangat untuk mengabdi di pantai barat, Betaet. Hal ini juga didukung oleh informasi yang beliau-beliau dapatkan, bahwa aku akan sangat membantu daerah itu dibidang pelayanan. Hihihi, jelas saja itu sedikit menggelitik, karena selama ini aku bekerja dan beraktivitas bukan di zona pemerintahan Mentawai. Lalu tiba-tiba aku menjadi sedikit terkenal dan jujur membuatku merasa sedikit bangga. 😁😁😁
Namun itu tak bertahan lama, karena informasi-informasi yang disampaikan mengenai daerah ini, sempat membuatku dan beberapa teman gemetar. Termasuk ombaknya. Hmm, aku akan mengalaminya nanti, ketika tiba di sana, begitu pikirku.
Lalu sampailah aku di sini, sekarang ini, dan saat menulis blog ini, 1 bulan setelah mengalami rasa bangga yang tak seberapa itu.
Gereja, bangunannya, beralas pasir. Berdinding kayu, apa adanya. Beberapa bagian ditambal menutupi lubang.
Baiklah, itu hanya bangunan, mari kita lihat gereja yang merupakan orangnya.
Anak-anak, orang muda...
yang sangat haus akan pembinaan dan pendampingan. Ratusan orang jika digabung, tapi tak ada pembina.
Orang tua? Entahlah, aku gak tahu, apakah orang tua juga butuh pembinaan rohani. Yang ku tahu, WKRI gak ada di sini, karena gak ada yang mendampingi dan menggerakkan.
Pembabtisan? Pemberkatan perkawinan? Rosario? Pendalaman iman? Bulan kitab suci nasional?
Bagaimana bisa berjalan, semua di sini adalah awam yang lebih banyak tidak tahunya daripada tahunya, sehingga yang berjalan hanya ibadat sabda di hari minggu. Bahkan seorang katekis pun tak ada.
Ini, baru 1 daerah, pusat kecamatan Siberut Barat, desa Simalegi. Ada 2 desa lagi selain ini, Simatalu dan Sigapokna, dengan puluhan dusun dan ribuan orang yang perlu dan sangat memerlukan pelayan. Terutama pelayanan seorang gembala.
Di sini, ladang sangat luas, tapi pekerja, tak ada. 😢😢😢
Jadi, kita tak bisa salahkan siapa-siapa jika beberapa orang atau keluarga berpindah ke agama lain, dengan banyaknya bantuan moril dan materil, hadir secara langsung disini. Itulah kenyataan yang sedang dihadapi Betaet saat ini.
Baru saja 1 bulan, aku sudah haus akan Ekaristi. Aku rindu perayaan Misa di Katedral Padang yang begitu khusuk dan menentramkan, dengan megahnya bangunan gereja atau seperti perayaan misa di gereja Sikakap atau di Tuapejat. 😢😢😢
Sudah 4 kali minggu, 4 kali ke gereja, ingin menangis, ingin cerita, ingin meminta bantuan. Tapi tak tahu caranya, tak tahu kemana. Akhirnya hanya bisa cerita di dinding blog.
Maka, sangat sangat sangat dan patut bersyukurlah jika teman-teman memiliki imam dan tempat ibadah yang nyaman.
:) Vi